Misteri Suku Mante – Sejarah Orang Kedil, Asal, Ciri & Fakta


Suku Mante – Selama ini mungkin kita hanya mengenal suku-suku mayoritas di Indonesia, seperti Sunda, Jawa, Batak, Dayak, dan sebagainya. Namun tahukah kita jikalau ada suku tua yang misterius berasal dari Aceh?





Nama suku ini adalah Suku Mante. Suku yang terkenal misterius dan menjadi obrolan bertahun-tahun ini. Cerita rakyat Aceh mengatakan bila etnis Mante yaitu orang-orang terawal yang membentuk masyarakat Aceh saat ini. Berikut ini beberapa informasi wacana suku Mante dan penjelasan dari sejarawan.






Tentang Suku Mante





Seperti yang sedikit dijelaskan di atas, Suku Mante yakni salah satu suku tua atau suku etnik yang disebut-sebut paling awal dalam legenda rakyat Aceh. Suku ini diketahui juga dengan sebutan Suku Manti atau Mantir. Selain Suku Mante, diyakini juga ada suku etnis bau tanah lainnya yang mendiami Aceh, antara lain Suku Sakai, Jakun, Lanun, Senoi, dan juga Semang.





Suku Mante diperkirakan berasal dari salah satu bagian dari rumpun bangsa Melayu Proto, dan menetap di tempat Aceh Besar. Suku ini diyakini tinggal di dalam hutan pedalaman Aceh.





Melayu Proto juga dikenal dengan Melayu Tua, adalah Melayu gelombang pertama dari dua gelombang migrasi. Migrasi ini diperkirakan terjadi di kurun lalu di Nusantara. Sehingga dari sana timbul bahasa Austronesia yang tersebar di beberapa daerah Indonesia, seperti Toraja, Sasak, Batak, Nias, Gayo, dan sebagainya. Namun penjelasan ini yaitu sebatas teori yang disampaikan oleh para arkeolog.





Kemungkinan migrasi suku-suku etnis ini yakni melalui Semenanjung Melayu menuju ke Aceh. Suku Mante juga ialah salah satu cikal bakal dari Kawon Lhee Reutoih (suku tiga ratus) bersama dengan Suku Batak. Orang Mante kemungkinan sudah punah dikarenakan berbaur dengan suku lainnya yang tiba setelahnya.





Selain diandalkan sebagai salah satu suku yang berasal dari Melayu Proto, ada juga praduga bahwa Suku Mante merupakan salah satu suku yang bekerjasama dengan bangsa Funisia di Babilonia atau Dravida, tepatnya di kawasan lembah sungai Gangga dan Indus. Akan namun, dugaan ini belum mampu dibuktikan dan belum ditetapkan kepastiannya oleh para mahir arkeologi.





Dugaan Penampakan Suku Mante





Sebelumnya, banyak yang meyakini bahwa Suku Mante sudah punah. Namun, sebuah rekaman video yang beredar baru-gres ini mengabarkan bahwa Suku Mante masih ada di pedalaman hutan.





Video tersebut memperlihatkan sekelompok pemotor di Aceh yang tidak sengaja mengambil gambar dari sesosok manusia yang diduga ialah Suku Mante yang masih tersisa. Video tersebut diunggah di Youtube dan menjadi pemberitaan hangat serta topik obrolan yang mempesona.





Dalam video yang diunggah tersebut, terlihat seorang pengendara motor di dalam hutan pedalaman Aceh yang secara tiba-tiba dikejutkan oleh seorang insan. Manusia ini memiliki struktur badan yang pendek dan sedang berlari sambil menenteng kayu.





Manusia yang disangka yakni Suku Mante ini sempat dikejar, akan tetapi berhasil menghilang di balik tumbuhan dan ilalang. Setelah ditelusuri lagi oleh pemotor, insan misterius tersebut sudah tidak lagi ditemukan.





Rekaman video tersebut mengingatkan publik dengan Suku Mante yang dulu di tahun 1.987 juga sempat diberitakan. Orang Mante pada waktu itu tampakdi pedalaman Aceh. Berdasarkan isu dari seorang pawang hutan, dilihatnya Suku Mante di hutan belantara pedalaman Lokop di Kabupaten Aceh Timur.





Selain itu, pawang hutan ini juga pernah melihat Suku Mante di hutan Oneng, Riki Gaib (Aceh Tengah dan Tenggara), dan juga di Pintu Rimba. Menurut pengakuannya, Suku Mante hidup di gua-gua, atau di celah gunung. Mereka akan menuju ke tempat sungai di siang hari. Adapun beberapa gua yang pernah ditinggali suku ini misalnya Jambur Atang, Gua Bete, Jambur Ketibung, Jambur Situpang, dan Jambur Ratu.





Dengan adanya kabar tersebut, pemerintah tempat lokal membuat tim untuk menelusuri apakah benar Suku Mante masih ada dan tinggal di hutan. Karena bagaimana pun juga berita ini sungguh penting supaya Suku Mante menerima kehidupan dan jaminan sosial yang patut.





Ciri-Ciri dan Karakteristik





Di atas sudah disinggung sekilas mengenai ciri fisik Orang Mante, yakni memiliki postur tubuh yang pendek atau kerdil. Ketinggiannya bahkan diperkirakan cuma sekitar 1 meter saja. Sebagian dari Suku Mante bertelanjang dan mempunyai rambut yang terurai panjang.





melayu kokos




Kulit Orang Mante memiliki jenis warna kulit cerah. Wajahnya persegi dan memiliki dahi yang sempit. Sementara itu tubuhnya bernafsu dan berotot. Hidung Suku Mante pesek, dan kedua alis matanya berjumpa di pangkal hidung.





Berikut ini adalah ciri atau karakteristik baik fisik dan kehidupan Suku Mante:





1. Suku Mante Masih Hidup





Meski tidak ada interaksi secara eksklusif sebagai bukti eksitensi orang-orang Mante, penduduk Aceh percaya kalau suku ini masih ada. Mereka dipercaya hidup di dalam hutan sehingga sulit untuk ditemukan.





2. Suku Asing di Indonesia





Suku Mante ialah suku terasing, balasan tidak adanya interaksi dengan warga atau kehidupan modern maka acara suku ini masih misterius sampai kini. Mereka menentukan untuk menjauh dari hiruk pikuk dan hidup di gunung-gunung dan hutan rimba.





3. Suku Mante Hidup Nomaden





Seperti halnya suku-suku renta pada jaman dahulu, kehidupan orang Mante dijalani dengan cara nomaden atau berpindah untuk mencukupi kebutuhan hidup seperti kuliner dan air.





Menurut sejarah, dikala agama Hindu masuk dan meningkat di Indonesia, Suku Mante berpindah ke hutan yang lebih dalam. Bahkan diduga ada yang menetap di daerah Gayo dan Aceh Tamiang. Selanjutnya sehabis Islam datang, mereka kembali berpindah karena menghindari aktivitas dengan insan lainnya.





4. Fisik Unik





Orang Mante mempunyai tinggi rata-rata 60 -70 cm dan postur membungkuk. Jenis kelamin laki-laki Suku Mante tidak memiliki bulu halus, sedangkan pada wanita memiliki bulu halus dan rambut yang panjang.





Mereka sungguh lincah dan mampu bergerak cepat untuk menghindar dikala hampir bertemu dengan insan lainnya. Kulit orang Manter berwarna sawo matang dengan rambut lurus. Bentuk mukanya lingkaran, bertelinga runcing ke atas. Meski tubuhnya kecil, orang-orang mante sangat berotot. Pada bagian kakinya berbentuk lebih lebar pada bab ujung jari.





5. Larinya Sangat Cepat





Dari sumber-sumber dimana interaksi warga modern dengan Suku Mante yang gagal atau sulit terjadi, salah satunya disebabkan oleh kesanggupan mereka berlari yang sungguh cepat dan masuk ke dalam hutan. Bukti tersebut mampu tampakdi video-video yang beredar, bila ada insan kerdil yang menyingkir dari rombongan orang-orang berkendara motor.





6. Memiliki Bahasa Sendiri





Dalam komunikasi sehari-hari, orang Mante memakai bahasa tertentu yang hanya mereka mengetahui. Mereka memiliki aksen atau logat berlawanan dari bahasa Aceh kebanyakan. Menurut cerita, mereka kerap membantu warga yang kehilangan arah di hutan menggunakan bahasa aba-aba.





7. Omnivora





Seperti insan kebanyakan, suku Mante hidup secara berkelompok dan mengkonsumsi segala, baik daging binatang dan tumbuhan. Mereka hidup berburu dan mempergunakan tanaman hutan, seperti berburu ikan di sungai serta mengkonsumsi buah-buahan hutan.





8. Suka Tanah Becek





Bagi sebagian besar insan pasti akan menghindari lingkungan becek. Namun berbeda dengan Suku Mante, mereka diyakini mereka menggemari tanah-tanah becek.





9. Tidak Menggunakan Api





Untuk menjalani dan menyanggupi keperluan sehari-hari, mirip menghangatkan badan, mengolah kuliner dan penerangan, Suku Mante diyakini tidak memerlukan api.





10. Menghindari Manusia





Suku ini condong menyingkir dari insan dan diyakini hal itu dilakukan sebab menganggap orang-orang gila ialah ancaman. Suku Mante sering melakukan aktivitas secara bergerombol dan sering mengintai manusia di luar kelompoknya.





11. Suku Mante Sulit Ditemukan





Kamera jebakan atau kamera pengintai yang dipasang oleh aktivis lingkungan, pemburu, maupun penjaga hutan belum ada yang mampu merekam keberadaan Suku Mante scara detail.





11. Keluar Saat Subuh





Dari kabar warga lokal menyampaikan, bahwa Orang Mante umumnya keluar pada waktu subuh. Mereka diyakini keluar dari gua-gua persembunyuan untuk mengambil masakan dan minuman dari alam. Mereka suka menyusuri pedoman sungai untuk mencari masakan dan kembali saat hari mulai gelam ke dalam gua di bukit atau gunung.





Asal Usul Istilah Mante





Istilah Mante ini sendiri diperkenalkan pertama kali oleh Dr Snouck Hurgronje, dalam bukunya yang berjudul De Atjehers. Mante bantu-membantu memiliki arti “tingkah kekanak-kanakan dan kebodoh-bodohan”. Dr Snouck Hurgronje sendiri sesungguhnya belum pernah berjumpa dengan sosok Suku Mante yang dimaksud.





De Atjehers - Dr Snouck Hurgronje




Namun ungkapan Mante juga ada di dalam kamus Gayo – Belanda karangan Prof Ibrahim Alfian. Di dalam kamus itu, istilah Mante yaitu ungkapan yang dipakai untuk sekelompok penduduk liar yang hidup di hutan.





Tidak cuma kamus Gayo – Belanda saja yang menukil ungkapan Mante. Kamus lainnya, ialah kamus Gayo – Indonesia karangan antropolog Nelalatua pun menukilnya. Di kamus ini Mante diartikan sebagai suatu kelompok suku yang terasing. Sehingga Dr Snouck Hurgronje dalam bukunya tersebut menuliskan bahwa Mante merupakan orang Mantran yang hidup di perbukitan Mukim XXII.





Suku Mante Menurut Sejarawan





Salah satu sejarawan Aceh yang bernama Husaini Ibrahim mengatakan bahwa Suku Mante adalah salah satu suku Melayu Tua (Proto Melayu) yang diperkirakan telah ada di dataran Aceh sekitar 3.000 tahun sebelum Masehi. Sehingga Suku Mante ini memang dipercaya sebagai suku asal Aceh.





Kemudian beberapa era selanjutnya
barulah muncul suku Melayu Muda (Deutero Melayu). Suku muda ini diperkirakan
hadir di 1.500 tahun sebelum Masehi. Adapun kedatangan Suku Melayu Muda ke Aceh
ini diperkirakan lewat Thailand dan lalu singgah di Aceh Besar.





Dalam kemajuan zaman, Suku Mante dianggap sebagai suku terasing dan memang tinggal di pedalaman hutan. Suku ini kedudukannya mirip dengan suku terasing yang lain di Nusantara mirip Suku Laut dan juga Suku Bajong. Bedanya dengan suku lain yang disebut adalah Suku Mante hidup di darat (di gunung dan hutan), sementara suku lainnya umumhidup di laut sebagai manusia perahu.





Sejarawan Aceh Husaini Ibrahim juga menjelaskan, bahwa Suku Mante hidup di sekitar Aceh Besar, mirip di daerah perbatasan Jantho, hingga Tangse, Kabupaten Pidie. Kemungkinan ada juga kaitan antara Orang Mante dengan orang-orang yang hidup di pedalaman Aceh Besar yang dikenal dengan perumpamaan Rumoh Dua Belah atau Rumah Dua Belas.





Selanjutnya, hidup Suku Mante juga dikerjakan nomaden atau berpindah-pindah. Sehingga tidak heran bila suku ini banyak juga ditemukan di daerah lain.





Dijelaskan oleh Husaini Ibrahim, bahwa dikala tiba masa Hindu di Aceh, Suku Mante diperkirakan berpindah ke tempat lain. Orang Mante masuk ke pedalaman hutan belantara di Aceh, sampai mengarah ke Aceh Tamiang dan daerah Gayo. Kemudian dikala tiba kala Islam di Nusantara, Suku Mante ini juga berpindah lagi alasannya adalah tak maudiislamkan pada kala itu.





Menurut Husaini Ibrahim, tidak aneh kalau gres-baru ini Orang Mante terlihat kembali sesudah sekian lama. Karena Suku Mante ini juga pernah didapatkan di tempat pedalaman Aceh Tamiang, Lokop. Meskipun aktivitas Suku Mante itu sendiri tidak banyak dikenali.





Hal ini dikarenakan abjad Orang Mante yang tertutup dari kehidupan luar. Suku Mante ini diperkirakan mempunyai bahasa sendiri untuk berkomunikasi sehari-hari dengan sesama Suku Mante yang lain.





Ada pula cerita lokal yang menyampaikan sepasang orang mante pernah tertangkap oleh tentara kerajaan Aceh antara tahun 1.514 hingga 1.530. Prajurit tersebut lalu menyerahkannya terhadap Sultan Alaidin Ali Mughayat Syah.





Kedua orang Manter tersebut tidak mau berbicara, makan maupun minum yang diberikan oleh kerajaan. Karena sikapnya tersebut, keduanya meninggal balasan kelaparan.





Sang raja kesannya merasa bersalah dan menyesal atas kepergian orang Manter tersebut. Mulai sejak itu, seluruh warga kerajaan dihentikan untuk memba warga Mante berjumpa dengan dunia di luar hutan.





Demikianlah beberapa informasi perihal Suku Mante yang ialah suku pedalaman Aceh yang pernah dikabarkan sudah punah. Informasi yang tersaji pada artikel ini belum bisa dinyatakan kebenarannya, namun setidak mampu memberikan wawasan mengenai keberadaan Suku Mante yang masih misterius.


Comments

Popular posts from this blog

Siklus Nitrogen – Pemahaman, Proses / Tahapan & Acuan

Siklus Fosfor – Pemahaman, Proses Dan Keuntungannya